Senin, 07 Agustus 2017

Tips Agar Kehidupan Rumah Tangga Tidak Membosankan

Kehidupan Rumah Tangga Kelas Cinta

Menginjak usia dua puluhan, kamu tentu seringkali melihat beberapa foto kehidupan pernikahan yang seru di media sosial. Rekan-rekan yang telah menikah sering menunjukkan kemesraan kehidupan rumah tangga mereka melalui tulisan, photo, atau video. Kehidupan mereka nampaknya sangat prima. Terlebih bila mereka telah memiliki momongan. Timeline media sosial kamu dipenuhi oleh beberapa photo bayi mereka. Rasa-rasanya ingin unfollow atau unfriend, namun kamu takut mereka akan tersinggung.

Tetapi, sebelumnya kamu iri pada mereka, saya berikan bila kehidupan riil mereka sebenarnya tidak sesempurna yang mereka tunjukkan. Bila kehidupan pernikahan memang sesempurna dan sebahagia yang mereka pamerkan, lalu kenapa tingkat perceraian di Indonesia melonjak tinggi? Th. 2016 saja terdapat sekitar 315 ribu masalah perceraian di semua Indonesia. Pengadilan Agama terima mengajukan cerai sejumlah 224. 240 ribu laporan dan terdapat 152. 395 pasangan yang resmi diceraikan.

Lihat tingginya jumlah perceraian di Indonesia, pasti tidak mungkin rasanya untuk percaya kalau pernikahan selalu membawa kebahagiaan!

Bila kamu bersahabat dengan beberapa orang yang telah menikah, kamu pasti sering dengarkan sharing mereka mengenai kehidupan pernikahan. Curhatan mereka tidak sempat jauh-jauh dari problem perekonomian dan rasa jemu hidup dengan pasangan. Tetapi, saya seringkali mendengar sharing mereka mengenai kebosanan. Rasa jemu itu yang berkembang jadi beberapa masalah beda yang semakin besar dan pada akhirnya dapat mengakibatkan perselingkuhan.

Jadi, kenapa alasan hidup ini membosankan?

1. Tidak Ingin Turut Aktivitas Seru Dengan Beberapa Rekan Karena Merasa ‘Sudah Bukanlah Saatnya Lagi’ 

Berapakah banyak rekan kamu yang mendadak susah di ajak berjumpa setelah menikah? Alasannya tidak jauh-jauh dari : “Wah, saya telah nikah nih. Telah bukanlah saatnya sekali lagi. ”

Setelah menikah, umumnya orang merasa kalau dianya tidak miliki waktu sekali lagi untuk berkumpul dengan beberapa rekannya. Bahkan juga ada yang berasumsi bila pernikahan sudah buat level kehidupannya jadi tinggi hingga dianya tidak ingin sekali lagi bergaul dengan beberapa orang yang masih tetap single atau berpacaran. Kehidupannya saat ini didominasi oleh aktivitas di kantor dan didalam tempat tinggal. Sehari-hari berputar saja di dua ruang itu.

Ingin bagaimanapun, manusia yaitu makhluk sosial yang perlu bergaul dengan sesamanya. Jaideep Bains, ilmuwan dari University of Calgary, menyebutkan kalau : “Banyak spesies, termasuk manusia, yang memakai hubungan sosial untuk kurangi kandungan stress di fikiran. Minimnya aktivitas sosial dapat menyebabkan stress yang berlebihan. ”

Jadi, makhluk hidup selain manusia pun memakai kesibukan sosial jadi cara untuk kurangi stress. Sesaat manusia jadi tutup diri dari pergaulan hanya karena dianya telah menikah dan tidak miliki waktu sekali lagi untuk bersenang-senang. Tidak mengerankan bila rumah tangga mereka jadi menjemukan! Bukanlah mustahil bila stress karena kehidupan rumah tangga yang menjemukan dapat mengakibatkan salah satu pihak mencari pelarian dengan berselingkuh.

2. Jarang Berdiskusi Dengan Pasangan 

Di jaman yang dikuasai benda sisi empat bernama ‘ponsel’ sudah buat sistem sosialiasi yang semestinya mengasyikkan jadi kaku dan menjemukan. Seringkali kita lihat pasangan yang duduk berdua di kafe, namun jadi memandang layar hpnya semasing. Tak ada pegangan tangan mesra, tak ada canda tawa, dan tak ada bermanja-manja ria. Rasa-rasanya seperti lihat sepasang patung yang dipahat berdekatan.

Memang tak ada jaminan bila rutinitas jelek itu dapat terikut sampai ke pernikahan. Tetapi, dari situ saja telah tergambar terang bagaimana kehidupan pernikahan yang akan mereka lakoni. Apakah mereka tetap masih asik bersosial media dan sama-sama cuek keduanya? Apakah bercakap dengan rekan-rekan di group Whatsapp tambah lebih mengasyikkan daripada bercakap dengan pasangannya dengan segera? Hanya mereka yang tahu jawabannya. Lihat mereka senyum-senyum sendiri dimuka hp saja telah terlihat bila bercakap di hp tambah lebih seru dari pada mengobrol dengan pasangannya.

Jarang berdiskusi dengan pasangan sudah pasti dapat beresiko jelek. Apabila terjadi problem, salah satu pihak dapat memutuskan sendiri tanpa ada di ketahui oleh pasangannya. Hal itu dapat buat problem itu jadi lebih runyam jika ketentuan yang di ambil nyatanya salah. Jika itu terjadi, maka pasangannya akan berkomentar : “Kok kamu tidak katakan saya? ”

Kemudian, kebohongan-kebohongan pun bermunculan dan buat problem yang semula kecil jadi besar. Demikian selalu sampai tak tahu kapan.

3. Tidak Tertarik Berhubungan Intim dengan Pasangan 

Beberapa orang yang menggelora ingin menikah hanya karena tidak sabar ‘mencicipi’ badan pasangannya. Tetapi, apabila telah menikah dan berhubungan sex selama berbulan-bulan, apa yang akan terjadi? Sudah pasti jemu.

Rasa jemu itu keluar karena ke-2 pihak telah memahami dengan ‘permainan’ pasangannya diatas ranjang. Hingga mereka tidak memiliki ketertarikan sekali lagi untuk berhubungan sex. Belum juga ditambah dengan perubahan badan pasangan yang semakin dikonsumsi umur hingga terlihat tidak menarik sekali lagi. Kehidupan rumah tangga jadi tidak menggairahkan. Pasangan hanya jadi penyokong kehidupan dan tak akan jadi penyemangat hidup.

Sebaik-baiknya hubungan sex yaitu sex yang dilakukan dengan cinta. Beth Montemurro, seseorang profesor sosiologi dari Pennsylania State University, menyebutkan kalau : “Di riset yang kami kerjakan, kami temukan kalau cinta yang beberapa benar-benar dapat tingkatkan pengalaman fisik saat berhubungan sex. ”

Beliau melakukan riset dengan mewawancari wanita-wanita yang berumur 20 sampai 68 th.. Beberapa wanita itu menyebutkan kalau mereka rasakan kenikmatan seksual ketika berhubungan intim dengan rasa cinta. Hubungan intim rasa-rasanya hambar apabila tidak memasukkan rasa cinta. Rasa cinta buat mereka bebas mengeksplorasi badan pasangannya dan tidak malu untuk coba beragam jenis gaya seksual untuk mengasyikkan pasangan dan dianya.

Jadi, ketika hubungan intim dengan pasangan telah terasa hambar, sebaiknya untuk berlaku terbuka dan menyebutkan kalau gaya bercinta sampai kini telah menjemukan. Katakan gaya bercinta yang kamu kehendaki dan dengarkan juga hasrat pasangan. Sebelumnya berhubungan sex, janganlah lupa untuk menyebutkan kalau kamu sangat mencintainya. Begitu sex bukan sekedar melibatkan kesibukan jasmani saja, tetapi juga kesibukan emosi.

See? Bila kamu telah menikah dan kehidupan rumah tangga kamu terasa menjemukan, baiknya kamu membahas terlebih dulu ke-3 hal itu dan mendiskusikannya ke pasangan. Tidaklah perlu malu! Untuk apa malu ke pasangan sendiri? Lebih baik berlaku terbuka dari pada sama-sama diam dan ujung-ujungnya jadi terbuka ke orang yang lain. Apabila kamu tambah nyaman terbuka ke orang yang lain daripada ke pasangan sendiri, bersiaplah dihantui bayang-bayang perselingkuhan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Know us

Our Team

Contact us

Nama

Email *

Pesan *